LOMBOK BARAT—Tradisi adat Nyongkolan, salah satu rangkaian prosesi pernikahan khas Suku Sasak di Lombok, kembali diselenggarakan di wilayah hukum Polsek Lembar, Polres Lombok Barat, pada Minggu (5/10). Kegiatan budaya yang melibatkan ratusan peserta ini berjalan aman, tertib, dan lancar berkat kesigapan serta pengamanan yang ketat dari aparat kepolisian dan TNI.
Nyongkolan adalah arak-arakan pasangan pengantin beserta keluarga dan kerabat dari rumah mempelai pria menuju rumah mempelai wanita. Tradisi ini tidak hanya sebagai bentuk syukur, namun juga sebagai pengumuman resmi kepada masyarakat luas bahwa pasangan tersebut telah sah menikah. Di Lombok, prosesi ini selalu menarik perhatian warga dan sering kali menggunakan fasilitas publik, seperti jalan raya, sehingga membutuhkan penanganan khusus untuk memastikan ketertiban.
Peran Sentral Kepolisian dalam Menjaga Kelancaran Adat Nyongkolan
Kepolisian Sektor Lembar mengambil peran sentral dalam mengawal jalannya prosesi adat yang meriah ini. Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Lembar, Ipda Joko Rudiantoro, S.H., M.H., memimpin langsung upaya pengamanan dan monitoring di lapangan.
Kegiatan Nyongkolan kali ini berlangsung pada hari Minggu, 5 Oktober, dimulai sekitar pukul 16.30 WITA. Rombongan iring-iringan pengantin bertolak dari Lingkungan Rean Gerung menuju Dusun Segare Katon, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar.
“Pada hari Minggu kemarin, kami telah melaksanakan pengamanan dan monitoring kegiatan tradisi adat Nyongkolan di wilayah hukum Polsek Lembar. Ini merupakan kegiatan rutin dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada masyarakat sekaligus menjamin kelestarian budaya tanpa mengganggu ketertiban umum,” ujar Ipda Joko Rudiantoro saat memberikan keterangan.
Ratusan Peserta Diiringi Kecimol Ambil Jalur Dusun
Iring-iringan Nyongkolan tersebut melibatkan sekitar 200 orang yang berjalan kaki. Untuk meminimalkan potensi gangguan lalu lintas di jalan utama, rombongan memilih menggunakan jalur dalam atau jalur dusun.
Titik start arak-arakan dimulai dari Jalan Raya Simpang Tiga Dusun Telok Sepang, dan rombongan berjalan kaki menuju kediaman mempelai perempuan. Semaraknya acara semakin terasa dengan alunan musik khas, yaitu iring-iringan Kecimol, yang menambah kemeriahan suasana arak-arakan. Kecimol, sebagai salah satu bentuk musik modern yang sering mengiringi Nyongkolan, memainkan peranan penting dalam menghidupkan tradisi Suku Sasak di era modern ini.
Pemilihan jalur dusun adalah langkah strategis yang didukung oleh aparat keamanan untuk memastikan kegiatan berjalan lancar dan aman, tanpa menyebabkan kemacetan yang berarti bagi pengguna jalan lain.
Komitmen Polri dalam Melayani dan Mengayomi Masyarakat
Komitmen Polsek Lembar dalam menjaga keamanan Nyongkolan ini tidak hanya sebatas pengamanan, tetapi juga bagian dari pelayanan dan pengayoman terhadap masyarakat.
Kapolsek Ipda Joko Rudiantoro menekankan pentingnya sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat dalam melestarikan tradisi. “Kehadiran personel kami di lapangan bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman, baik bagi peserta Nyongkolan maupun warga sekitar. Kami berupaya memastikan bahwa tradisi adat yang luhur ini dapat terselenggara dengan baik, tertib, dan bebas dari potensi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas),” tegasnya.
Pengamanan kegiatan ini melibatkan personel gabungan yang terdiri dari Piket SPKT Polsek Lembar, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa Desa Jantung. Kerjasama antara Polri dan TNI ini menunjukkan soliditas aparat dalam menjaga kondisi wilayah tetap kondusif.
Secara keseluruhan, kegiatan tradisi adat Nyongkolan ini berhasil ditutup pada pukul 18.05 WITA. Seluruh rangkaian prosesi berjalan dengan aman dan lancar, menandai suksesnya sinergi antara masyarakat adat dan aparat keamanan dalam menjamin kelancaran acara budaya di Lombok Barat. Kejadian ini memperkuat citra Lombok sebagai daerah yang kaya akan budaya dan menjunjung tinggi keamanan dalam setiap kegiatan adatnya.