Lombok Barat, NTB – Tradisi Nyongkolan, sebagai salah satu warisan budaya Suku Sasak yang kaya akan makna, kembali memeriahkan suasana di Kecamatan Kuripan, Kabupaten Lombok Barat. Rangkaian acara pernikahan adat ini tak hanya menjadi momen sakral bagi kedua mempelai, tetapi juga menjadi pusat perhatian masyarakat luas. Demi memastikan kelancaran dan keamanan kegiatan, Polsek Kuripan, Polres Lombok Barat, Polda NTB, melakukan pengamanan dan monitoring ketat yang berlangsung pada hari Minggu, 21 September 2025.
Pagi itu, iring-iringan pengantin yang melintasi jalan raya menjadi pemandangan yang tak biasa. Rombongan yang bergerak dari Labulia, Kabupaten Lombok Tengah, menuju Dusun Aik Jambe, Desa Kuripan Selatan, Kecamatan Kuripan, berjalan kaki diiringi oleh alunan musik tradisional yang khas. Suara alat musik ale-ale dan dua set kecimol menciptakan suasana meriah yang menarik perhatian warga.
Peran Penting Bhabinkamtibmas dan BKD dalam Menjaga Ketertiban
Kegiatan pengamanan ini dipimpin langsung oleh Kapolsek Kuripan, Ipda I Wayan Eka Ariyana, S.H., yang menugaskan tim gabungan untuk memastikan semua berjalan lancar. Dalam pelaksanaannya, Bhabinkamtibmas Desa Kuripan Selatan, AIPDA Lalu Zulindia Zakari, S.H., dan Bhabinkamtibmas Desa Giri Sasak, AIPTU Anton Jaelani, S.H., bersinergi dengan anggota BKD (Badan Kepegawaian Daerah) untuk mengawal iring-iringan.
Fokus utama tim pengamanan adalah pengaturan arus lalu lintas guna mencegah kemacetan dan potensi konflik yang mungkin timbul akibat kerumunan. Seperti diketahui, tradisi Nyongkolan seringkali melibatkan banyak orang yang berjalan di badan jalan, sehingga penanganan lalu lintas yang baik menjadi kunci utama. Kerja sama antara personel kepolisian dan anggota BKD memastikan iring-iringan dapat melintas dengan tertib tanpa mengganggu aktivitas pengendara lain.
Ipda I Wayan Eka Ariyana, S.H. menegaskan pentingnya kolaborasi ini. “Pengamanan tradisi Nyongkolan adalah bentuk pelayanan kami kepada masyarakat. Kami ingin memastikan setiap kegiatan adat dapat berjalan dengan aman dan nyaman,” ujar Ipda Eka. “Sinergi dengan Bhabinkamtibmas, yang memang bertugas melakukan pembinaan dan pengamanan di tingkat desa, serta dukungan dari BKD, sangat vital untuk menjaga ketertiban dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” tambahnya.
Tradisi Nyongkolan sebagai Perekat Sosial dan Budaya
Nyongkolan tidak sekadar mengarak pengantin. Prosesi ini memiliki makna mendalam, yakni memperkenalkan pasangan pengantin yang baru menikah kepada masyarakat luas. Dengan berjalan kaki, mereka dapat berinteraksi langsung dengan warga, mempererat tali silaturahmi, dan memperkuat ikatan sosial antar keluarga dan komunitas.
Kehadiran musik tradisional seperti ale-ale dan kecimol juga menambah keunikan acara ini. Kecimol, yang merupakan pengembangan dari musik tradisional Lombok dengan sentuhan modern, menjadi daya tarik tersendiri yang mampu membangkitkan semangat dan kegembiraan. Kombinasi antara tradisi kuno dan sentuhan modern ini menunjukkan bagaimana budaya Suku Sasak terus berkembang tanpa kehilangan esensinya.
Masyarakat Labulia dan Dusun Aik Jambe menyambut baik pengamanan yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Kehadiran personel Bhabinkamtibmas dan BKD memberikan rasa aman dan nyaman, baik bagi peserta Nyongkolan maupun pengguna jalan lainnya. Berkat kerja keras dan koordinasi yang baik, seluruh rangkaian acara yang dimulai pada pukul 17.00 WITA ini dapat berjalan dengan aman dan terkendali.
Pada pukul 18.14 WITA, seluruh kegiatan berakhir dengan kondusif. Arus lalu lintas kembali normal dan tidak ada laporan insiden yang mengganggu. Keberhasilan pengamanan ini menjadi bukti nyata bahwa dengan kolaborasi yang solid antara aparat keamanan dan masyarakat, setiap kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan harmonis. Hal ini juga menunjukkan komitmen Polres Lombok Barat dalam menjaga keamanan dan kelestarian budaya lokal.
